Elena in coffee

Elena in coffee
Untukmu kawan, akan ada secangkir kopi dan obrolan tanpa dusta di rumahku....

Kamis, 19 Agustus 2010

My Miss Universe

Puteri Indonesia 2009 Qory Sandioriva (18), tengah membawa nama Indonesia dalam ajang Miss Universe 2010 di Las Vegas, Amerika Serikat (AS). Qory berangkat ke negeri Paman Sam itu pada Jumat, 6 Agustus lalu. Dia didampingi Kusumadewi dari Yayasan Puteri Indonesia.
Di Las Vegas, Puteri Indonesia dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam itu harus berkompetisi dengan 83 perempuan cantik dari berbagai belahan dunia untuk merebut predikat ratu sejagat.
Putaran ajang pemilihan ratu sejagat itu dimulai 7 Agustus lalu. Malam puncaknya akan dihelat pada 23 Agustus nanti di Mandalay Bay Resort & Casino, Las Vegas. Sejauh ini, banyak kegiatan yang dilakukan mahasiswi Universitas Indonesia tersebut. Salah satunya, menjalani pemotretan dengan balutan gaun malam dan swimsuit. Berpose dengan baju renang, seperti pengalaman sebelumnya, menjadi hal yang cukup sensitif di tanah air.
Tapi, itu harus tetap dilakukan oleh para peserta Miss Universe, termasuk Qory. Sebab, pemotretan dengan menggunakan baju renang merupakan persyaratan administrasi. Jika tidak, peserta akan didiskualifikasi. "Tapi, sebenarnya itu tidak memberikan kontribusi penilaian yang besar," kata Head of Communication Department Yayasan Puteri Indonesia Mega Angkasa. Seperti yang dilakukan Puteri Indonesia sebelumnya di ajang tersebut, Qory akhirnya memilih mengenakan busana renang one piece.( jpnn.com 13/08/2010)
Terpilihnya Qory Sandioriva sebagai Puteri Indonesia 2009 sangat disesalkan oleh ulama Aceh, karena tidak mencerminkan sebagai puteri dari daerah itu yang menerapkan Syariat Islam.
"Qory bukan cerminan puteri Aceh. Untuk itu, ia tidak berhak mengatasnamakan rakyat Aceh. Ini sangat kita sesalkan," kata Sekretaris Ulama Dayah Aceh (HUDA), Tgk. Faisal Aly di Banda Aceh, Sabtu (10/10), menanggapi terpilihnya Qory Sandioriva sebagai Puteri Indonesia 2009.( kapanlagi.com 11/10/2009)
Ternyata, aksi bertelanjang dada tidak dilakukan oleh semua finalis Miss Universe 2010. Buktinya wakil dari Indonesia, Qory Sandioriva berani menolak untuk tidak mengumbar kemolekan tubuhnya.
Keputusan Puteri Indonesia 2009, Qory Sandioriva tidak tampil topless disampaikan Head of Communication Department Yayasan Puteri Indonesia Mega Angkasa. Menurut Mega, finalis Miss Universe asal Indonesia tidak akan melakukan aktivitas sensasional selama mengikuti ajang tersebut.
“Aksi ‘topless’ tidak masuk dalam daftar penilaian Miss Universe 2010. Itu mungkin dilakukan para finalis lain yang ingin mencari sensasi,” tutur Mega Angkasa yang dihubungi okezone melalui telepon selulernya, Kamis (12/8/2010).( Detik.com 13/08/2010)

Setiap orang punya pendapat tentang sebuah masalah, maka tentu saja sebuah keniscahyaan akan ada sikap pro dan kontra dalam menanggapi sebuah persoalan, tak terkecuali kepalaku sendiri, ehm…apalagi ini mengenai ikon dunia bernama Miss Universe, adalah gambaran dikepalaku seperti ini..
Mendengar kata Miss Universe, kepalaku langsung bergerak ke arah bahasa, itu tadi adalah bahasa Inggris jadi aku langsung menterjemahkannya ke bahasa negeriku yaitu bahasa Indonesia, kata miss sepanjang pengetahuanku merujuk kepada perempuan yang belum menikah, sedangkan kata universe merujuk kepada semesta, kemudian kutahu di beberapa media kata terjemahannya untuk miss universe adalah ratu sejagat, ah aku tak ahli bahasa, dalam kepala kecilku kata miss, nona, ratu dan sejenisnya ya bayangan langsungnya ya perempuan titik. Untuk kata universe, semesta, sejagat dan sejenisnya ya dunia ini, bukan dunia lain, alam kubur, dunia gaib atau semacamnya itu saja titik. Jadi menurut bayangan kepala kecilku yang terbatas jangkauannya arti miss universe ya perempuan semesta raya, nah karena ini menunjuk ke sebuah gelar, apalagi diterjemahkan ke kata ratu sejagad ya jadinya perempuan yang paling ( paling segala - galanya tentu!!) di jagad raya ini.
Terus kalau aku disuruh menentukan siapa Med yang jadi ratu sejagad? Kembali otak kecilku berputar sebentar. Saat aku belum mengenal lebar sempit dan pernak-pernik dunia, tentu tak susah aku menjawabnya, ya tentu saja ibuku!! Siapa lagi coba? Yang kutahu dunia ini ada ya karena ibuku, aku makan, minum dan tidur dipangkuanku, saat takut, sedih dan menagis aku lari ke pangkuannya, saat aku menginginkan sesuatu kepada ibuku lah aku mengadu, saat aku tak mengerti tatapan dan ucapan ibuku lah yang memanduku, intinya ibuku lah duniaku, semestaku, jagadku, dan segala-galanya bagiku.
Saat aku memasuki bangku sekolah dan berseragam, memegang buku pelajaran, berkawan dan punya guru, maka banyaklah kukenal ragam perempuan dalam semestaku, tapi yang paling berkesan bagiku, jika pertanyaan itu kembali diulang padaku, pertanyaan siapa Med yang jadi ratu sejagad? Aku tahu akan menjawab siapa, karena waktu itu aku telah mendengar dongeng dari guruku, adalah seorang perempuan bernama Dewi Sri,  aku lupa bagaimana kisah sang dewi itu, yang kuingat adalah tanaman padi yang menghasilkan beras yang jadi nasi yang kumakan tiap hari adalah merupakan penjelmaan darinya. Jadi saat aku makan, bayangan dalam kepala kecilku ini, wah bagaimana jika sang dewi tak jadi padi? Tentu tak makan nasi aku hari ini, nasi yang putih dan enak itu, maka jadilah aku menghormati sang dewi itu, Medi, siapa ratu sejagad? Dewi Sri titik.
Duniaku kembali berputar terus seiring dengan bertambahnya umur dan pengetahuanku tentang kata perempuan dan jagad itu sendiri, memasuki dunia remaja dan dewasa, tentu saja banyak perempuan yang ada di semestaku, teman, pacar, guru, senior, teman dari teman, tokoh dalam buku, dan beragam lainnya. Pertanyaan itu muncul kembali, Medi, siapakah ratu sejagad  menurutmu? Tak ada kebingungan dalam kepalaku, aku tahu jawabannya, dan semua itu berawal dari apa yang kulihat, kudengar, kubaca, dan semua yang tertangkap oleh kepala kecilku ini. Dari buku sejarahku aku mengenal perempuan pejuang dari negeriku, aku mendengar seorang perempuan pemberani dari Aceh yang bernama Cut Nyak Dien. Perempuan dari tanah seberang yang menggetarkan nyali serdadu-serdadu Belanda yang menginjak harga diri bangsaku selama  350 tahun. Ah, seorang perempuan bangsaku melawan bangsa penjajah? Gagah benar perempuan itu, demikian otak dalam kepala kecilku berfikir. 
 Diakah ratu sejagad Medi? Belum kawan, aku belum menjawabnya. Otak dalam kepala kecilku ini masih bergulir lagi, ada kudengar di sebelah Timur sana, di sebuah kota di negeri bernama India, aku membaca tentang seorang perempuan yang begitu penyayang, welas asih dan santun terhadap orang miskin, anak yatim dan orang-orang yang menderita penyakit lepra yang dahulu katanya adalah penyakit kutukan tuhan. Perempuan ini, saat aku melihat gambarnya yang menggendong seorang anak kecil yang tak memiliki tangan, membuat hatiku terharu, ah seorang perempuan yang mengabdikan seluruh umurnya hanya untuk mencintai, menyayangi, merawat, memberikan atap dan perlindungan pada mereka yang dibuang oleh manusia lainnya? Tentu bukan main hatinya, tentu jelmaan malaikatlah perempuan ini, demikian otak kecil dalam kepalaku ini berfikir…
Lalu Medi, diakah yang menurutmu ratu sejagad? Ah kawan, janganlah kau mendesakku, aku belum selesai….dan maafkan aku, aku fikir dengan otak dalam kepala kecilku ini, aku tak mampu untuk menjawabmu kali ini. Tahukah engkau kenapa? Aku akhirnya  mempunyai gambaran, jika kata perempuan sejagad itu dimasukkan dalam otakku, dia akan berputar menertjemahkan bahwa kata itu berhubungan dengan semesta dan perempuan, ratu sejagad bagiku adalah sosok perempuan yang begitu penting bagi jagad ini, tak ada bayangan soal bagaimana wajah, rambut, bentuk tubuh, warna kulit, dan semacamnya dalam sosok perempuan ini. Tapi apa yang menjadikan dia begitu penting bagi semesta inilah yang menjadi kriteriaku. Sumbangannya yang penting di jagad ini, bagi nilai-nilai kemanusiaan dan kelestarian alam inilah yang menjadi patokan utama bagi pilihanku. Dan karena otak dalam kepala kecilku ini berputar menurut pengetahuanku yang terus berkembang, maka penentuan akan siapa ratu sejagad inipun akan berputar pula, hanya saja kriteria yang kujadikan patokan telah aku tetapkan seperti yang telah kusampaikan diatas.
Yah, setiap orang punya pendapat, setiap orang punya otak dalam kepala kecilnya yang juga tentu berputar. Hanya saja pemikiranku ini untukku sendiri, bukan untuk manusia-manusia yang hidup hari ini. Kubayangkan, jika banyak orang berfikir tentang perempuan sejagad sepertiku, akan jatuh ribuan perusahaan kosmetik, pakaian, majalah mode, obat-obatan pelangsing, pemutih, dan semacamnya yang menyandarkan pada standar seorang perempuan ideal adalah dari bentuk fisik kedalam kebangkrutan. Akan jadi apa kota-kota yang dinamakan kota mode dunia? Akan jadi seperti apa dunia periklanan dan media-media? Ah, untunglah ini hanya dalam kepalaku saja, bukan dalam kepala seluruh manusia, untung…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar